Lapangan rektorat Universitas Kuningan. |
www.lpmsinergis.com
– Mahasiswa, seorang yang terlahir sebagai kaum inteligensia, yakni
kaum cendekiawan yang memiliki prinsip hidup terus-menerus
meningkatkan kemampuan berpikirnya untuk mengetahui atau memahami
segala sesuatu. Kerangka dalam berpikir juga, sudah tidak lagi
seperti siswa yang hanya datang ke sekolah, belajar, bermain dan
pulang.
Jika benar seperti itu
maka kampus tidak hanya sekadar sebuah taman bermain, yang biasa
dijadikan tempat persinggahan sementara untuk melepaskan penat.
Kalian datang, hanya duduk mendengarkan ocehan dari mulut sang dosen.
Kampus akan menjadi rumah kedua bagi kalian, disanalah karakter
kalian dibentuk (pencarian jati diri), sebelum terjun ke dalam
kehidupan bermasyarakat.
Kelas-kelas beralih dari
kebekuan menjadi keramaian, karena kalian saling pertukaran ide-ide
atau gagasan-gagasan melalui debat, kesangsian dan pernyataan.
Disanalah peralihan dari sebuah ketidaktahuan menjadi sebuah
pengetahuan. Hanya aku kuatir kalian tak seperti itu. Kampus malah
hanya dijadikan sebagai sarana bermain.
Kuliah bukan tempat
untuk kalian menata hati, sibuk dengan soal percintaan. bukan juga
kemah prajurit, yang hanya mendengungkan kata siap dan terima saja.
Kalian adalah generasi yang terdidik untuk merubah keadaan bangsa ini
menjadi lebih baik, jangan biarkan bangunan megah itu menipumu dan
mencetak kalian menjadi patuh seperti mesin-mesin robot.
Sesekali berkatalah
tidak. Jangan selalu ucapan dosen ditelan sepenuhnya, jadikan dosen
itu sebagai kawan sekaligus lawan. Debat mereka jika dirasa keliru,
luruskan pemahaman dosenmu yang mengajari mahasiswanya dengan hanya
bermodalkan menakut-nakuti. Kalian takut untuk bersuara? dan apabila
berani untuk menyuarakannya, kalian ditakut-takutkan dengan nilai
kecil dan kalian malah memilih untuk bungkam dan menerimanya.
Kampus menjadi sarana
yang tepat untuk kalian mengekspresikan diri, dan menceburkan diri
kedalam kehidupan yang ada di kampus. Saya tentu tidak
mempermasalahkan dengan mahasiswa yang bisa dikatakan tidak berperan
aktif dan tidak mengikuti kegiatan organisasi didalam dan luar
kampus. Tapi manakala setelah lulus kuliah, barulah akan terasa
pentingnya organisasi.
Dengan fasilitas yang
dimiliki sekarang, kampus adalah primadona bagi mahasiswa.
Taman-taman indah berada disudut-sudut kampus, ruang belajar yang
semakin nyaman seharusnya menambah daya semangat kalian dalam
melakukan studi. Karena kuliah tidaklah gratis. Bayaran kuliah dari
tahun ke tahun semakin meningkat. Sementara jika kuliah hanya
mengejar Indeks Prestasi (IP), yang belum tentu dengan itu kalian
dapat sukses kedepannya.
Ada satu kutipan dari
seorang revolusioner Indonesia yang saya sukai dan mengendap didalam
pikiran saya, kutipan-nya berbunyi seperti ini:
“Selama
kaum terpelajar kita melihat bahwa perjuangan kemerdekaan sebagai
masalah akademik saja, selama itulah perbuatan-perbuatan yang
diharapkan itu kosong belaka. Biarlah mereka melangkah keluar dari
kamar belajar menyeburkan diri kedalam politik revolusioner yang
aktif”
- Tan Malaka
Editor: Arfan Muhammad
Nugraha
1 Komentar
Ada juga yang ngampus buat IG Story sambil kejang² doang wkwk .
BalasHapus