Teman-teman disini saya bukan bermaksud ingin menggurui, tetapi nanti jika ada kesalahan, kekeliruan dalam pendapat
saya yang dituangkan pada tulisan ini, teman-teman bisa ikut memperbaikinya. Kemudian bila ada yang tidak sependapat dengan argumen saya bisa ikut
komen dikolom komentar yaah.
Pada semester 4 ini kebetulan saya mengambil mata
kuliah Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus lanjutan dari mata kualiah sebelumnya yang saya ambil di semester 3 yaitu Bimbingan Konseling. Disini saya akan
sedikit berbagi ilmu dan pengetahuan yang telah saya dapatkan dibangku
perkuliahan.
Ada sebuah pertanyaan diatas “Bagaimana sih strategi
atau teknik yang dapat digunakan untuk mengajar anak berkebutuhan khusus?” karena
kita ketahui bahwa tidak mudah mengajarkan anak yang memiliki keterbelakangan
mental, jangankan anak yang berkebutuhan khusus saja yang sulit kita tangani,
tetapi anak yang notabene normal saja kita masih kesulitan dalam menghadapi
maupun menanganinya. Teman-teman jangan takut akan hal tersebut, ingat ada
pepatah mengatakan “tidak ada masalah yang tidak ada solusinya, tidak ada
penyakit yang tidak ada obatnya” dan lagi Allah SWT pun telah bersabda “Bahwasannya
Allah tidak akan menguji hambanya diluar batas kemampuannya”. Jadi, jangan takut
dan jangan bingung akan hal tersebut bilamana teman-teman khususnya para calon
pendidik ketika terjun ke lapangan menemui beberapa peserta didik yang memiliki
keterbelakangan mental atau Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
Sebelumnya teman-teman patut mencatat dan menggaris
bawahi, bahwa tidak ada satupun pendekatan yang menjamin berhasil sepenuhnya untuk semua anak
atau untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus tertentu. Nah maka dari itu
teman-teman harus pintar-pintar dalam memilah maupun memilih pendekatan yang
sesuai dengan kebutuhan anak. Dan untuk mengetahui apa yang dibutuhkan oleh
anak berkebutuhan khusus ini teman-teman harus mengetahui karakteristik dari
setiap anak dengan kebutuhan khusus tertentu dengan cara menganalisis
kebutuhan. Selanjutnya dapat melakukan strategi atau teknik pendekatan
instruksional yang bisa digunakan untuk anak-anak berkebutuhan khusus
diantaranya, yaitu :
1. Pendidikan
remedial dan pendidikan tambahan atau kompensasi (remedial education & compensatory education)
Remedial merupakan penyembuhan atau
perbaikan, peningkatan kecakapan-kecakapan seseorang menjadi normal atau
mendekati normal. Sedangkan kompensasi sendiri berarti penyeimbangan,
penggantian suatu kecakapan dengan yang lain. Misalnya kompensasi dari biologi
adalah penyeimbangan fungsi atau organ yang lemah dengan pengembangan organ
lainnya. Begitu anak menginjak sekolah menengah, perhatian harus diberikan pada
perkembangan maksimal pada kecakapan-kecakapan fungsional yang akan paling
berguna pada saat dewasa.
2. Pengajaran
langsung.
Pengajaran langsung adalah pengukuran
langsung performansi peserta didik atas suatu tugas belajar dan pengetahuan
program-program dan prosedur-prosedur pengajaran setiap anak. Dalam pengajaran
langsung ini terdapat beberapa komponen, yaitu asesmen atau penilaian,
sistematik, pengajaran dan evaluasi.
3. Analisis
tugas
Analisis tugas digunakan untuk memastikan
pengurutan yang tepat bagi pengajaran dan diagnosis kebutuhan-kebutuhan khusus.
4. Pengajaran
bertahap
Kecakapan-kecakapan apa yang harus
dimiliki anak untuk bisa melaksanakan tugas ini ialah sebagai berikut.
5. Latihan
persepsi motoric
Latihan
perseptual tidak hanya memperingan problem-problem atau masalah-masalah
perseptual dan akademik yang terkait, tetapi defisit perilaku, terutama
kurangnya perhatian. Terdapat empat bentuk umum masalah-masalah perseptual yang
dialami anak-anak, yaitu sebagai berikut.
a.
Diskriminasi visual, dimana
kemampuan untuk membedakan ukuran, bentuk dan sebagainya dengan symbol-simbol
dan huruf-huruf.
b.
Diskriminasi auditif,
ialah kemampuan untuk membedakan bunyi, misalnya konsonan awal atau akhir
kata-kata yang umum.
c.
Ingatan visual, yaitu
kemampuan untuk menyimpan atau mengingat symbol-simbol, bentuk-bentuk,
huruf-huruf dan sebagainya.
d.
Ingatan auditif, yaitu
kemampuan menyimpan atau mengingat bunyi-bunyi atau kombinasi bunyi.
6. Strategi
lainnya yaitu sebagai berikut :
a.
Modeling, pada modeling
ini seorang belajar dengan mengikuti kelakuan orang lain sebagai model. Selain
itu modeling itu efektif digunakan untuk ranah afektif ataupun psikomotor.
b.
Pengajaran terprogram,
ialah suatu system belajar learning strategy yang memungkinkan peserta didiknya
untuk mempelajari materi-materi tertentu, yang sudah dibagi atas bagian-bagian
kecil yang dimungkinkan secara berurutan demi mencapai suatu tujuan tertentu.
Dari banyaknya kelompok anak yang berkebutuhan khusus, anak tunanetralah yang
telah menerima paling banyak pengajaran terprogram.
c.
Permainan edukatif, ialah
bermain sembari belajar merupakan salah satu daya tarik tersendiri
permainan-permainan edukatif.
d.
Pengajaran dengan bantuan
dan pengaturan komputer, ialah mengacu kepada penggunaan computer untuk
memberikan pengajaran langsung kepada para peserta didik.
e.
Program hortikultura,
ialah suatu terapi dan pendidikan dimana anak-anak berkebutuhan khusus dilatih
untuk merawat tanaman hidup. Anak-anak yang cacat ringan, sedang dan parah
dapat dibantu melalui kerja mereka sendiri dengan bunga-bunga, tanaman-tanaman
perdu.
Teman-teman
ingat yaah anak berkebutuhan khusus (ABK) ini tidak bisa dipaksakan mereka
harus bisa dalam bidang tertentu sesuai dengan keinginan kita, karena anak
berkebutuhan khusus (ABK) itu akan menyukai dunianya sendiri. Jadi kuncinya
dalam menghadapi anak berkebutuhan khusus (ABK) atau anak yang memiliki
keterbelakangan mental itu hanya dua. Pertama kita harus mengetahui apa minat
dan bakat si anak kemudian kedua kita tinggal membantu untuk mengembangkan minat
dan bakat si anak tersebut.
Penulis
: Aisya Widya Ulfa
Sumber
rujukan : Buku Psikologi dan Pendidikan Anak
Berkebutuhan Khusus Jilid
Kesatu
karya Frieda Mangunsong
0 Komentar