Citra Perempuan di Abad 21

Kredit gambar : pxhere


Perempuan adalah sosok yang sangat berpengaruh pada kelangsungan hidup lelaki, tanpa sosok perempuan tidak ada lagi penerus didalam sebuah kehidupan. Berbicara perempuan, pasti akan berfikir bahwa kerjanya hanya di kawasan dapur, lalu hanya mengurus anak di rumah pada saat sang suami bekerja, dilarang pulang malam-malam dan masih banyak lagi. Padahal perempuan adalah sosok yang sangat tangguh, sosok yang bila diklarifikasikan bisa (harus bisa) sama rata dengan kaum lelaki. 

Kita bisa lihat contoh perempuan yang tangguh di Indonesia ada R.A. Kartini, Dewi Sartika, Cut Nya Dien. Di luar negeri ada Simone de Beauvoir, Ratu Elizabeth, Theressa May. Tetapi, itu dulu. Apa yang saya rasakan sekarang ini, bila melihat kenyataannya perempuan sekarang ini malah berbanding terbalik dengan zaman dahulu yang mana sosok perempuan menggaungkan akan kesetaraan dengan kaum lelaki, sekarang perempuan malah menjadi bahan pengobyekan para kaum lelaki dan inilah keresahan saya bahwa patriakis masih ada dan belum hilang.

Beberapa kaum perempuan ditempat saya mengemban pendidikan saat ini, dan dilihat dari perspektif, mereka tidak pernah memikirkan akan cita-cita yang tinggi, semacam menjadi menteri atau apapun. Mereka malah memikirkan akan kebutuhan make up. Memang tidak bisa dipungkiri penampilan harus diutamakan tetapi bila kehidupan perempuan hanya memikirkan itu saja yang ada kaum perempuan akan dibawah lelaki. Saya masih ingat apa yang dikatakan Soe Hok Gie didalam buku Catatan Seorang Demonstran perihal perempuan, kurang lebih begini “perempuan bila yang diutamakan hanya perawatan dan kecantikan mereka pada akhirnya akan ditendang ke dapur.” Sangat ironi bila perempuan dari dahulu hingga sekarang hanya didapur terus.



Perempuan seharusnya memiliki cita-cita dimana mereka bisa hidup ‘bebas’ dan setara dengan kaum lelaki, bebas disini diartikan bahwa perempuan harus memiliki jalan hidupnya sendiri tanpa ada intervensi dari pihak luar agar apa yang di inginkan bisa tercapai. Kaum perempuan haruslah menjadi ‘perkasa’ agar para kaum lelaki tidak meremehkan perempuan dengan begitu sifat patriakis yang melekat sekarang ini harus dan diharuskan hilang dari permukaan.

Dari sudut pandang kaum lelaki, dengan mudahnya menjadikan seorang perempuan sebagai bahan suatu pengobyekan, karena tindakan seperti itulah menurut saya bahwa citra kaum lelaki menjadi tidak berwibawa. Banyak diantara para lelaki yang berbuat tindakan seksisme tetapi mengelak tindakannya dengan dalih hanya bercanda, padahal jelas bahwa tindakan semacam berbicara tentang kehormatan perempuan adalah hal yang sangat tidak sopan dan kurang ajar.

Kesimpulannya adalah bahwa kaum perempuan harus juga memiliki jiwa kesetaraan gender (menyetarakan posisi mereka) dalam hal-hal apapun, perempuan sekarang ini janganlah menjadi seorang fatalis karena bagi saya sangat rugi dan merugikan. Untuk kaum lelaki seharusnya menjaga moralitas masing-masing itu penting jangan berdalih karena pakaian seorang wanita itu menggiurkan maka dengan enaknya berbuat tindakan asusila, Tetapi meredam nafsu dan menjaga moralitas itu lebih penting dan menjadikan lelaki menjadi berwibawa.

Penulis : Muhamad Arfan N.
Editor : Muhammad Jahidin

Posting Komentar

0 Komentar