Sumber gambar: tanyadokter.com |
Tidak sedikit perempuan yang bersedih
hati, ketika datangnya haid, karena mereka merasa kehilangan sarana untuk
berhubungan dengan Allah swt. Selain itu, mereka juga merasa sedih karena
kehilangan kesempatan memperoleh pahala dan momen mendekatkan diri kepada Allah
swt. Sebenarnya semua anggapan dan pemikiran-pemikiran yang seperti itu
tidaklah tepat, karena hal itu tidak menutup kesempatan dan tidak berpengaruh
bilamana seoranya perempuan itu sedang haid atau tidak, hakikatnya dalam
keadaan seperti apapun, kita tetap bisa berhubungan dengan Allah swt,
mendekatkan diri dan memperoleh banyak pahala dari-Nya, justru banyak
amalan-amalan yang dapat diamalkan oleh para perempuan yang sedang haid
tersebut, diantaranya ialah sebagai berikut :
1. Dzikir
Hakikatnya semua muslim entah itu perempuan maupun laki-laki semuanya diwajibkan untuk selalu berdzikir atau mengingat Allah swt pada setiap saat dengan berbagai macam cara yang digunakan oleh masing-masing muslim tersebut. Perintah berdzikir atau mengingat Allah swt di perjelas dalam (Q.S. Al-Ahzab (33): 41) yang artinya
“Hai
orang-orang yang beriman, sebutlah Allah (berdzikirlah) dengan dzikir yang
sebanyak-banyaknya.”
Berdzikir sangat penting bagi para
perempuan yang sedang haid, karena perempuan yang sedang haid mengalami
perubahan hormon-hormon tertentu didalam tubuhnya sehingga mengakibatkan
gangguan psikologis padanya seperti grad emosinalnya dapat meningkat dua kali
lipat dari normalnya, selain itu perempuan yang sedang haid grad sensitifnyapun
lebih tinggi dua kali lipat dari biasanya dan gangguan psikis tersebut dapat
diatasi dengan banyak-banyak berdzikir atau menyebut nama-Nya guna untuk
menstabilkan emosi dan kesensitifannya tersebut, selain itu amalan tersebut
juga dapat mendekatkan diri para perempuan haid dengan Allah swt, disini
terjadilah suatu hubungan personal antara makhluk dan Khalik nya, jadi tidak
ada alasan ataupun anggapan bahwa perempuan haid tidak bisa berhubungan dan
mendekatkan diri kepada Allah swt. Dzikir tersebut berisi kalimat-kalimat
thayyibah.
Do’a
dapat diartikan menyeru, meminta, memohon atau mendakwa. Adapun secara istilah
ialah memohon atau meminta sesuatu kepada Allah swt menggunakan bahasa yang
baik dan benar dan tidak lupa pula dengan adab-adab yang baik tentunya.
Disebutkan dalam (Q.S. Al-Mu’min (40): 60) yang artinya
“Berdo’alah kepada-Ku,
niscaya akan Ku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan
diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka jahannam dalam keadaan hina dina.”
Do’a adalah salah satu bukti seseorang makhluk untuk dekat dengan Allah swt, bukti kepercayaan makhluk kepada Allah swt, selain itu do’a dapat diartikan sebagai bentuk kerendahan diri didepan Khalik dan do’a ini sangat baik untuk diamalkan oleh para perempuan haid.
Setiap insan entah itu tua maupun muda tentu saja pernah melakukan perbuatan dosa. Insan atau manusia hanya cukup mengingat dan memohon ampun kepada Tuhan Sang Pemberi ampunan yaitu Allah swt bila mana ketika melakukan sebuah kesalah atau berbuat dosa. Pembahasan ini dijelaskan pula dalam (QS. Ali ‘Imran (3) : 135) yang artinya
“Dan juga orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.”
Rasulullah
saw pernah memberikan sebuah teladan kepada kita semua selaku umatnya agar kita
semua senantiasa dapat memperbanyak istighfar disetiap harinya. Ada yang
berpendapat bahwa Rasulullah saw membaca istighfar sebanyak kurang lebih 70
kali disetiap harinya. Tetapi ada pula kaul atau pendapat lainnya yang
menyatakan bahwa beliau membaca istighfar 100 kali setiap harinya. Padahal
beliau adalah salah satu manusia yang sudah dijamin akan masuk surga, terlebih
lagi beliau itu adalah manusia terbaik dan seorang yang ma’shum, tetapi walau
begitu beliau tetap selalu membacakan istighfar disetiap harinya. Disini
seyogyanya kita sebagai umatnyapun agar dapat selalu membacakan istighfar
disetiap harinya.
Untuk
para perempuan yang sedang haid sama dengan penjelasan sebelumnya bahwa
perempuan yang sedang haid itu memiliki tingkat emosional yang tidak stabil,
kemudian tingkat rasa malasnya yang meningkat pula yang akan mengakibatkan
perilaku yang kurang baik tentunya. Oleh karena itu, memperbanyak membaca
istighfar selain dapat merontokan dosa-dosa kecil yang ia perbuat, dengannya
dapat meredam emosi pada dirinya tersebut.
4. Mendengarkan
bacaan Al-Qur’an
Bukan hanya yang membaca Al-Qur’an saja yang mendapatkan pahala, saking murah hatinya Allah swt orang yang hanya mendengarkannya saja pun ikut mendapatkan pahala. Al-Qur’an merupakan kalam Allah swt, selain itu Al-Qur’an pula merupakan petunjuk bagi manusia ke jalan yang lurus, yaitu jalan hidup para nabi, rasul, syuhada dan orang-orang yang shalih yang memiliki ilmu agama yang lebih tinggi dari kita tentunya. Rasulullah saw pernah mengatakan bahwa “Sebaik-baik orang diantara kalian adalah orang yang mempelajari dan mengajarkan Al-Qur’an.”(HR. Bukhari). Selanjutnya
Al-Qur’an memiliki fungsi lainnya yaitu sebagai syifa atau obat dan rahmat bagi
umat islam kaum mukmin. Sedangkan menurut Ibnu Katsir juga menyatakan bahwa
Al-Qur’an dapat menghilangkan segala macam penyakit yang ada didalam hati,
seperti munafik, penyelewengan, keraguan, syirik dan penyimpangan lainnya.
An-Nasafipun menegaskan bahwa Al-Qur’an merupakan obat bagi amradhul qulub atau
penyakit-penyakit hati.
Bagi perempuan yang sedang haid tidak diperkenankan untuk menyentuh, membawa ataupun membacanya, terkecuali karena ada sesuatu yang sangat mendesak ini menurut beberapa kaul atau pendapat, tetapi ada pula yang berpendapat bahwa perempuan yang sedang haid dapat menyentuh, membawa tetapi tetap tidak diperbolehkan membacanya tetapi Al-Qur’an yang terdapat terjemahan didalamnya. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut perempuan yang sedang haid dapat mendengarkan bacaan Al-Qur’an, terlebih zaman sekarang teknologi sudah sangat pesat berkembang, jadi perempuan yang sedang haid dapat mendengarkan bacaan Al-Qur’an di radio, mp3, youtube atau bahkan di aplikasinya tersendiri.
5. Memperdalam
pengetahuan agama
Ketika perempuan yang sedang haid sangat cocok untuk lebih memperdalam pengetahuannya dibidang agama ini. Terlebih para perempuan pada zaman Rasulullah saw sangat antusias dan semangat untuk mempelajari ilmu-ilmu agama, bahkan mereka meminta waktu khusus kepada Rasulullah saw agar mengajar para perempuan.
Dari pemaparan dimuka, dapat ditarik kesimpulan bahwa dapat dikatakan kaum perempuan hendaklah mempunyai semangat yang sama dengan laki-laki dalam hal menuntut ilmu. Karena saat ini sudah banyak perempuan yang berpendidikan, berwawasan luas, pengetahuan yang dimilikinya tidak kalah dengan kaum adam. Saat ini sudah tidak zaman pribahasa “walaupun perempuan berpendidikan tinggi ujung-ujungnya akan kembali lagi ke sumur, dapur, kasur”, ya walaupun memang hakikatnya perempuan memiliki kewajiban dalam tiga hal tersebut tetapi pendidikan, pengetahuan dan wawasan itu penting pula bagi setiap pribadi perempuan, alasannya bukan karena untuk ajang menyombongkan diri, bukan sebagai ajang menjatuhkan laki-laki, tetapi pendidikan, ilmu, pengetahuan dan wawasan itu justru untuk membimbing, mengarahkan, mengajarkan, melatih anak-anaknya kelak bila ia telah berkeluarga, karena “seorang ibu adalah madrasah pertama bagi seorang anak (buah hatinya).”
Seorang ibu yang akan membentuk pondasi awal bagi buah hatinya, maka dari itu mengapa seorang perempuan itu harus berpendidikan, memiliki ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas itu karena alasan dan penjelasan yang telah dibahas dimuka, ini saya melihat dari sudut pandang saya. Bagi saya perempuan itu bukan hanya akan jadi madrasah awal bagi buah hatinya kelak, tetapi perempuan juga sebagai sandaran bagi suaminya ketika ia lelah, sebagai penyejuk dan peredam ketika ia sedang membara, sebagai penghangat ketika ia sedang dingin, sebagai penunjuk arah ketika ia sedang tersesat, dan sebagai pengingat ketika ia lupa. Pendapat saya ini belum tentu benar dimata orang lain, karena setiap manusia memiliki sudut pandangnya masing-masing bagi hidupnya, walau begitu saya hanya memaparkan bahwa perempuanpun memiliki hak yang sama untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya sama dengan kaum adam.
6. Banyak
membaca shalawat
Selanjutnya banyak-banyak membaca shalawat kepada baginda kita nabibana wanabiyana Muhammad saw. Mengapa perempuan yang sedang haid harus banyak membaca shlawat? Karena shalawat itu akan mengarahkan siapapun yang membacanya kepada hal-hal kebajikan. Perempuan yang sedang haid biasanya banyak hal-hal yang akan mempengaruhinya kepada hal-hal yang negatif, dengan banyak membaca shalawat ini dapat membantu perempuan yang sedang haid terhindar dari hal-hal yang akan menjurunya ke hal yang negatif.
Penulis
: Aisya Widya Ulfa
Sumber
:
- Kitab Risalatul Mahid,
- Buku Khusus Kumpulan Do’a, Dzikir
Dan Amalan Perempuan Haid.
0 Komentar